Selasa, 24 November 2009

Usaha Ternak Ayam Kampung

Ayam kampung merupakan ayam tradisional Indonesia yang kehidupannya sudah lekat dengan manusia. Ayam kampung sudah menyatu dengan pola hidup agraris orang Indonesia sejak dulu.

Tingginya permintaan telur dan daging ayam kampung lebih dikarenakan rasa yang telah lekat di lidah masyarakat. Apabila ditinjau dari segi produktivitas, ayam kampung sebenarnya tidak layak diusahakan. Hal ini disebabkan produksi telurnya sedikit dan untuk mencapai umur layak jual (daging) membutuhkan waktu lebih dari 12 bulan.

Keuntungannya jelas
Bila serius keuntungan usaha penetasan ayam kampung ternyata cukup menggiurkan. Saat ini harga sebutir telur ayam kampung Rp 800. Sementara harga seekor anak ayam yang baru menetas atau biasa disebut DOC (Day Old Chick), sekitar Rp 2000 perekor, berarti kalau ditetaskan untungnya lebih dari 100 % memang besar.

Mencari telur
Pada dasarnya tidak sulit asal mau telaten. Sebab, telur bisa diperoleh di kampung-kampung. Pada pemeliharaan tradisional, umumnya setiap induk melakukan perkawinan dengan ayam pejantan. Sehingga telur yang dihasilkan merupakan telur yang bertunas atau yang bisa di tetaskan. Bisa juga melalui penjual jamu gendong, dipasar-pasar lokal juga mudah ditemukan.

Mesin penetas
Mesin tetas bisa didapat dengan dua cara. Jika punya uang bisa membeli mesin tetas sendiri. Harganya antara Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta, tergantung daya tampungnya. Untuk alat yang satu ini, banyak yang dijual disekitar Tangerang.
Kalau mau menyewa bisa dicari sekitar Rawa Belong, Jakarta Barat. Akan lebih untung kalau memiliki mesin penetas sendiri dengan kapasitas yang besar. Selain dipakai sendiri, juga bisa disewakan.

Pemasaran
Tak usah bingung memasarkan anak ayam. Banyak jalannya. Antara lain melalui Koperasi Peternak ayam buras Jakarta. Atau bisa langsung bekerja sama dengan peternak ayam buras. Kalau belum puas dengan hasil anak ayam, bisnis ini bisa dikembangkan sebagai bisnis terpadu. Artinya, selain anak ayam, juga beternak ayam pedaging (broiler) dan telur.

Pakan Di buat sendiri
Siapa yang tak ingin usahanya berkembang. Untuk itu, ada baiknya seorang peternak juga menguasai pembuatan pakan. Sejak krisis berlanjut, tidak sedikit pengusaha peternakan, baik ayam pedaging maupun petelur, yang gulung tikar. Penyebabnya ya, karena sebagian besar bahan bakunya mengandalkan impor. Sementara pakan dari bahan baku lokal yang sebenarnya dari sisi kualitas tidak kalah, masih jarang dilirik peternak. Dari pada buang duit untuk membeli bahan pakan ternak ada baiknya mempelajari kiat membuat pakan sendiri.

Pola usaha ini sudah dijalani Ekok Wakradiharjo, peternak ayam kampung yang bermukim di Jagarkarsa, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pakan lokal ia mampu memetik penghasilan lumayan besar. Dari 1000 ekor ternaknya, minimal setiap bulan mengantungi keuntungan Rp. 1,4 juta. Itu baru dari hasil penjualan ayam kampung pedaging. Jadi belum termasuk telur, ayam afkiran dan kotoran ayam yang belakangan ini jadi rebutan petani karena harga pupuk kimia sangat mahal. AKS (Kiriman Bambang Suharno, Bekasi).

Analisis Keuntungan (Usaha Ayam Kampung Pedaging Per 1.000 ekor per 3 bulan)
  1. Investasi
    Kandang dgn biaya perekor @ Rp. 7.000 = Rp. 7.000.000.
  2. Biaya Lancar
    DOC 1.000 ekor @ Rp. 1.800 = Rp. 1.800.000.
  3. Pakan
    • Starter1 1000 kg @ Rp. 1.824,5/kg = Rp. 1.824.500
    • Starter2 1500 kg @ Rp. 1.657,5/kg = Rp. 2.486.250
  4. Vaksin dan jamu 1000 ekor x Rp. 150 x 2 = Rp. 300.000
  5. Listrik Rp. 100.000 x 3 = Rp. 300.000
  6. Kematian Ternak 10%= Rp. 180.000
  7. Penyusutan Kandang (usia 4 tahun) = Rp. 145.830.
    Total Biaya Rp. 7.036.580.
Pendapatan
Ayam ukuran 0,9 kg @ Rp. 14.000/kg x 900 ekor (mati 10%) = Rp. 11.340.000.

Analisis Keuntungan
Keuntungan bersih = Pendapatan - Biaya Lancar = Rp. 4.303.420

Catatan : Pakan untuk starter 1 digunakan dari umur 0 hari sampai 4 minggu. Selanjutnya gunakan starter 2 hingga panen sekitar umur 3 bulan. Pada saat tersebut bobot hidup sekitar 0,9 kg/ekor

Ciri umum bibit unggul
  • Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat. Misalnya kaki utuh dan leher lurus. Otot kempal dan kuat terutama dibagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat.
  • Susunan bulu teratur,saling menghimpit dan tampak mengkilat. Kondisi bulu yang baik tersebut mencerminkan keadaan kulit yang baik pula.
  • Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
  • Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
  • Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
  • Induk jantan mempunyai jengger yang berwarna merah cerah, kepala tampak kokoh,paruh pendek,tajam dan kuat. Selain itu, keturunannya bukan berasal berasal dari anak induk betina.
  • Jarak ujung tulang dada dengan cloaca (dubur) berjarak minimal 3 jari tangan
Analisis Keuntungan TELUR TETAS
Biaya Lancar:
  • Membeli telur tetas 500 butir x Rp 800 = Rp 400.000
  • Sewa mesin tetas 500 butir x Rp 100 = Rp 50.000
  • Biaya lain-lain = Rp 50.000
  • Total Biaya Lancar = Rp 500.000
  • Pendapatan: 500 butir x 80 % x 2000 = Rp. 800.000
  • Keuntungan: Rp 800.000 - Rp 500.000 = Rp. 300.000

ternak kenari

Di eropa, yang memiliki berbagai musim yang sangat menyolok, ada waktu yang dikenal dengan istilah “musim berkembangbiak”, kita pun mengenal “muslin kawin” bagi anjing dan kucing. Musim ini jatuh pada masa 5 bulan pertama tiap tahun (Januari sampai Mei). Semua tidak mengetahui kapan musim kawin ini di negara kita, sebab burung kenari, bertelur pada bulan yang tidak menentu. Jadi ada kemungkinan waktu yang disebutkan itu berlaku pula di negara kita. Bisa jadi faktor penyebab perkawinan burung di alam lepas dengan burung di dalam sangkar berbeda. Sebagai contoh, burung perkutut dan tekukur yang disebut-sebut berkembangbiak dalam bulan “ber-ber-an’ (September sampai Desember) begitu kita yang memperhatikan burung di alam ternyata pasangan perkutut dan tekukur bertelur tidak pada bulan-bulan itu.
Sebagai langkah pertama untuk memulai mengawinkan burung adalah memeriksa paruh dan kaki burung, kuku perlu dipotong pendek dalam ukuran wajar. Ini penting sekali dalam proses pembuahan nantinya untuk merangsang agar kenari itu dapat melakukan pembiakan bisa diletakan beberapa telur telur kosong pada sangkar tempat bertelurnya, maksud telur kosong disini yaitu telur kenari yang ngak bisa dibuahi jadi cuma berupa telur.

Agar suatu perkawinan berhasil, burung kenari betina haruslah menemukan burung kenani jantan jodohnya, untuk kemudiari membuat sarang, bertelur, mengeram dan memberir makan anak-anaknya. Keadaan itu ternyata mempunyai sangkut paut dengan perubahan faal tubuh (fisiologi) tingkah laku burung. Perubahan itu akan mengikuti suatu pola yang berjalan secara teratur, baik mengenai waktunya maupun mengenai urut-urutannya. Perubahan itu muncul karena adanya rangsangan dan luar, misalnya sinar matahari. Dengan perkataan lain, di samping pengaruh sinar mata
han (yang dapat merubah faal tubuh) maka tingkah percumbuan (dan rayuan sampai nyanyian) burung kenari jantan dapat memberikan rangsangan-rangsangan tertentu, yang dapat menimbulkan perubahan jasmani burung.
Perkawinan dan pembuatan sarang juga mampu menimbulkan perubahan-perubahan lain. Akhirnya para ahli menyimpulkan bahwa suatu perubahan besar dapat terjadi dalam diri burung kenari betina, yaitu suatu kekuatan yang datang dan luar tubuh dapat merubah keseimbangan kekuatan yang ada di dalam tubuh. Dapat juga dikatakan suatu rangsangan yang kuat dan luar mampu rnenimbulkan perubahan di dalam tubuh burung kenari betina. Nilai luar biasa bagi pasangan yang disebutkan itu men jadi semakin jelas karena burung kenari hanya mampu menghasilkan anak dalam jumlah yang relatif kecil, yaitu rata-rata 2 ekor sekali pengeraman. Walaupun demikian ada pasangan yang mampu memelihara anak sampai 5—6 ekor.
Burung-burung kenari yang mengeram tentulah menghendaki ketenangan. Ketenangan ini dapat diartikan tempatnya yang tenang, atau burung ini merasa tidak terganggu. Kesibukan orang-orang di sekelilingnya ternyata tidak mengganggu burung yang mengeram, bahkan ada sepasang (pasangan yang baik) yang berketerusan menghasilkan keturunan. Di hadapan orang yang mengobrol burung ini kawin dan mengeram dengan tenang. Sudah tentu beternak burung kenari dalam jumlah besar akan lain keadaannya. Ruangan sisi rumah yang ditutup dengan kawat (agar tikus dan binatang lain tak masuk) dan di tempat seluas 3 x 8 meter itulah deretan dan tumpukan sangkar ditempatkan, dan orang hanya memasuki wilayah itu hanya pada waktu berurusan dengan burung-burung itu saja.

Senin, 23 November 2009

salam pembuka

ini sebuah blog tentang hewan ternak..